Friday, April 5, 2024
Beruntai Doa untuk Lunar di Hari Jadinya yang ke-17
Thursday, April 4, 2024
Menangkap Peluang Bisnis Menjelang Buka Puasa
Bulan Ramadhan memang merupakan bulan penuh berkah.. Berkah tidak hanya bersifat spritual tetapi juga nyata kehadirannya dalam bentuk fisik.. Setidaknya inilah yang dirasakan para ibu rumah tangga yang sengaja memanfaatkan momentum ramadhan untuk berjualan aneka makanan untuk takjil atau makanan yang sengaja disediakan untuk menyegerakan waktu berbuka puasa.
***
Seperti ramadhan tahun-tahun yang lalu, setiap kali menjelang waktu berbuka puasa nampak terlihat di kiri kanan trotoar sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Labuan Bajo para pedagang dadakan sekaligus musiman menggelar aneka kuliner yang menggoda selera. Aneka makanan dan minuman ditata sedemikian rupa diatas meja panjang untuk menarik calon pembeli. Bagi seorang pembeli sudah pasti akan dibuat bingung untuk memikih kuliner apa yang akan dibeli karena jenis dan bentuknya yang beraneka ragam. Semuanya telah tersaji lengkap dengan harga yang cukup terjangkau. Pembeli hanya perlu menyediakan uang lebih untuk melengkapi menu buka puasanya sesuai selera masing-masing. Butuh minuman yang segar, telah tersedia es cendol, es buah, es campur dan es kelapa muda. Mau sesuatu yang dapat sedikit menunda rasa lapar, dapat mencoba kolak pisang, es pisang ijo dan es kacang hijau. Mau merasakan sensasi makanan lembut dapat mencoba aneka puding dan kue-kue tradisional. Kalau perut kita terbiasa langsung menyantap makanan berat, juga telah tersedia aneka lauk pauk.. Sate padang dan madura lengkap dengan lontongnya, menu olahan ikan dan telur serta olahan sayur juga menggugah selera kita.
***
Pada titik ini saya justru menaruh apresiasi kepada kelihaian para penjual takjil ini. Bagaimana mereka mampu melihat momentum ini sebagai sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan dan sayang bila tidak dimanfaatkan. Sepertinya mereka paham betul teori ekonomi Opportuniity cost, biaya yang hilang (sesungguhnya tidak hilang) bila tidak memanfaatkan peluang. Mereka sadar bahwa pangsa pasarnya jelas, pembeli begitu antusias membeli bahkan memborong barang dagangannya. Mereka juga tau psikologi seorang pembeli saat ini, bahwa pembeli lebih memilih makanan siap saji dengan pilihan bervariasi itu dibanding harus mengolahnya sendiri. Tidak efektif dan juga tidak efisien,
Sayang peluang emas itu berlalu begitu saja, ibu-ibu rumah tangga yang kesehariannya diluar bulan puasa tidak aktif berbisnis serta-merta menggelar dagangan dengan menu makanan yang spesial. Berbeda sendiri bahkan dianggap jenis makanan untuk takjil yang dijualnya terbilang langka dan sangat sulit ditemukan di hari-hari biasanya. Ramadhan juga menjadi momentum bagi ibu-ibu untuk menguji kemampuan jiwa bisnis mereka. Sebab dari memilih bahan baku, memproduksi sampai memasarkannya semua dilakukan sendiri.
Karena bersifat dadakan, semua menu takjil yang dijual harus cermat memperhitungkan singkatnya waktu berjualan. Begitu adzan maghrib berkumandang, semua dagangan diharapkan habis terjual. Bila tidak, diobral pun sepertinya sulit menemukan calon pembeli sebab semua konsumen sudah memilih dan membeli menu takjilnya masing-masing.
Menjelang lebaran idul fitri, semua keuntungan direkapitulasi. Sepertinya jumlah yang cukup untuk digunakan memburu kebutuhan lebaran. Kerja keras sebagai wirausahawan dadakan dibayar lunas dengan pendapatan yang meningkat. Dari hasil memeras keringat itu, kebutuhan lebaran seperti busana muslim baru, sepatu dan sandal baru, kue-kue dan menu hidangan wajib lebaran, perlengkapan rumah baru dan kebutuhan lainnya menjadi lebih mudah direalisasikan.
***
Teringat kata seorang manajer terkenal yang mengatakan bahwa sesungguhnya yang berusaha keras dan tak mengenal lelah serta mampu membaca peluanglah yang mampu memenangkan persaingan bisnis sudah terbukti.
Labuan Bajo, 13 Juni 2016 (puasa hari ke-8)