Friday, April 5, 2024

Beruntai Doa untuk Lunar di Hari Jadinya yang ke-17

Sudah lama aku tidak menulis di blog ini. Kalau diingat-ingat mungkin sudah mendekati satu lustrum. 
Aku tiba-tiba saja mau menulis. Ada sejumput harapan ingin kutuangkan dalam tulisan ini. Persis momentumnya sama dengan hari jadi Lunar Bulan hari ini, putri sulungku yang kini menginjak usia 17 tahun. Yah, tidak terasa, kini kau telah remaja bahkan sebentar lagi akan melewati masa transisi menjadi dewasa. 
Sweet seventeen atau usia 17 tahun sederhananya merupakan tapal batas antara remaja dan dewasa. Di usiamu yang baru ini, terdapat sejumlah perkembangan yang akan kau jelang. Setidaknya itu berupa perkembangan fisik, kognitif, emosional, psikologis, bahasa dan sosial. 
Secara fisik tentu akan nampak secara jelas. Perkembangan kognitif, maka kau akan merasakan pikiranmu menjadi lebih dewasa, mimpimu kian realistis, lebih mandiri dan berani menerima realitas kehidupan.
Secara emosional juga ada yang berubah pada dirimu. Kau dituntut untuk lebih mandiri dan siap menjunjung tanggung jawab yang lebih besar. 
Secara psikologis, merasa lebih bebas namun jiwamu masih labil, emosimu masih gampang naik turun serta mulai nyaman dengan lawan jenis.
Secara bahasa, kosa katamu lebih gaul,  slengean, mengikuti tren dan viral di sosmed. 
Terakhir, perkembangan sosial. Terus terang ini yang paling aku khawatirkan. Nanti, kecenderungan dirimu akan menjaga jarak dengan orang tua dan keluarga dekatmu. Kamu akan lebih memilih teman atau sahabat sebagai tempat pergumulan bathin. Curhatmu bukan lagi dibagikan kepada kami orang tuamu. 
Saat ini, sesuai persyaratan administrasi, kamu sudah diperbolehkan memiliki kartu identitas berupa KTP dan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Dengan mengantongi dua dokumen tersebut, bukan tidak mungkin untuk mengurus surat-surat penting lainnya dapat kamu lakukan sendiri tanpa meminta persetujuan orang tua. Itu artinya, kamu lebih independen untuk menentukan arah masa depan yang akan kamu tuju. 
Di usiamu yang kini 17 tahun. Tak pernah berhenti aku dan ibumu mendaraskan doa demi kebijaksanaanmu kelak. 
Pinta sederhana dari kami sebagai orang tua kepada Allah Azza wa Jalla: "isilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-Mu yang layak untuk menerima nikmat-Mu, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka". Aamiin YRA..







Thursday, April 4, 2024

Menangkap Peluang Bisnis Menjelang Buka Puasa

Bulan Ramadhan memang merupakan bulan penuh berkah.. Berkah tidak hanya bersifat spritual tetapi juga nyata kehadirannya dalam bentuk fisik.. Setidaknya inilah yang dirasakan para ibu rumah tangga yang sengaja memanfaatkan momentum ramadhan untuk berjualan aneka makanan untuk takjil atau makanan yang sengaja disediakan untuk menyegerakan waktu berbuka puasa.
***

Seperti ramadhan tahun-tahun yang lalu, setiap kali menjelang waktu berbuka puasa nampak terlihat di kiri kanan trotoar sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Labuan Bajo para pedagang dadakan sekaligus musiman menggelar aneka kuliner yang menggoda selera. Aneka makanan dan minuman ditata sedemikian rupa diatas meja panjang untuk menarik calon pembeli. Bagi seorang pembeli sudah pasti akan dibuat bingung untuk memikih kuliner apa yang akan dibeli karena jenis dan bentuknya yang beraneka ragam. Semuanya telah tersaji lengkap dengan harga yang cukup terjangkau. Pembeli hanya perlu menyediakan uang lebih untuk melengkapi menu buka puasanya sesuai selera masing-masing. Butuh minuman yang segar, telah tersedia es cendol, es buah, es campur dan es kelapa muda. Mau sesuatu yang dapat sedikit menunda rasa lapar, dapat mencoba kolak pisang, es pisang ijo dan es kacang hijau. Mau merasakan sensasi makanan lembut dapat mencoba aneka puding dan kue-kue tradisional. Kalau perut kita terbiasa langsung menyantap makanan berat, juga telah tersedia aneka lauk pauk.. Sate padang dan madura lengkap dengan lontongnya, menu olahan ikan dan telur serta olahan sayur juga menggugah selera kita.
***
Pada titik ini saya justru menaruh apresiasi kepada kelihaian para penjual takjil ini. Bagaimana mereka mampu melihat momentum ini sebagai sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan dan sayang bila tidak dimanfaatkan. Sepertinya mereka paham betul teori ekonomi Opportuniity cost, biaya yang hilang (sesungguhnya tidak hilang) bila tidak memanfaatkan peluang. Mereka sadar bahwa pangsa pasarnya jelas, pembeli begitu antusias membeli bahkan memborong barang dagangannya. Mereka juga tau psikologi seorang pembeli saat ini, bahwa pembeli lebih memilih makanan siap saji  dengan pilihan bervariasi itu dibanding harus mengolahnya sendiri. Tidak efektif dan juga tidak efisien,
Sayang peluang emas itu berlalu begitu saja, ibu-ibu rumah tangga yang kesehariannya diluar bulan puasa tidak aktif berbisnis serta-merta menggelar dagangan dengan menu makanan yang spesial. Berbeda sendiri bahkan dianggap jenis makanan untuk takjil yang dijualnya terbilang langka dan sangat sulit ditemukan di hari-hari biasanya. Ramadhan juga menjadi momentum bagi ibu-ibu untuk menguji kemampuan jiwa bisnis mereka. Sebab dari memilih bahan baku, memproduksi sampai memasarkannya semua dilakukan sendiri.
Karena bersifat dadakan, semua menu takjil yang dijual harus cermat memperhitungkan singkatnya waktu berjualan. Begitu adzan maghrib berkumandang, semua dagangan diharapkan habis terjual. Bila tidak, diobral pun sepertinya sulit menemukan calon pembeli sebab semua konsumen sudah memilih dan membeli menu takjilnya masing-masing.
Menjelang lebaran idul fitri, semua keuntungan direkapitulasi. Sepertinya jumlah yang cukup untuk digunakan memburu kebutuhan lebaran. Kerja keras sebagai wirausahawan dadakan dibayar lunas dengan pendapatan yang meningkat. Dari hasil memeras keringat itu, kebutuhan lebaran seperti busana muslim baru, sepatu dan sandal baru, kue-kue dan menu hidangan wajib lebaran, perlengkapan rumah baru dan kebutuhan lainnya menjadi lebih mudah direalisasikan.
***
Teringat kata seorang manajer terkenal yang mengatakan bahwa sesungguhnya yang berusaha keras dan tak mengenal lelah serta mampu membaca peluanglah yang mampu memenangkan persaingan bisnis sudah terbukti.

Labuan Bajo, 13 Juni 2016 (puasa hari ke-8)